Pj Gubernur Sulsel Janji Atensi Banjir di Luwu Raya

Pj Gubernur Sulsel Prof Fadjry saat ditemuu usai ikut merayakan Hari Jadi Luwu (HJL) ke-757 di Kota Palopo, Sulawesi Selatan.

LUWU – Bencana hidrometeorologi menerjang sejumlah titik di Luwu Raya.

Bencana banjir sudah dirasakan Desa Patimang, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara dari April 2024-Januari 2025.

Tak hanya itu, Kecamatan Lamasi Timur dan Kecamatan Walenrang juga terkena imbas dari jebolnya tanggul penghalang di Sungai Lamasi.

Akibatnya, sebanyak 4 desa terendam air banjir setinggi 30-80 centimeter pada Rabu, Kamis (23/1/2025).

Tingginya angka bencana hidrometeorologi di Luwu Raya (Luwu, Palopo, Luwu Utara dan Luwu Timur) menjadi atensi Pj Gubernur Sulawesi Selata, Prof Fadjry Djufry.

Hal itu ia sampaikan setelah mengunjungi Istana Kedatuan Luwu di Kota Palopo setelah menghadiri perayaan Hari Jadi Luwu (HJL) ke-757 dan Hari Perjuangan Rakyat Luwu (HPRL) ke-79.

Kata Prof Fadjry, Pemprov Sulsel sudah mengumpulkan tim PUPR dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang untuk meninjau lokasi banjir di Luwu Utara.

“Ini bagian saya dari kunjungan Luwu Raya. Saya sudah mengumpulkan teman-teman PUPR untuk mengecek di Luwu Utara nanti,” akunya, Kamis (23/1/2025).

Dirinya menambahkan, permasalahan bencana hidrometeorologi di beberapa daerah Sulsel bisa menjadi atensi pemerintah pusat.

“Kemarin ada Rakor pangan di Sulsel dihadiri 10 menteri, termasuk Menteri PUPR. Salah satu yang saya sampaikan agar mendapat atensi dari pusat khusunya bencana hidrometeorologi yang terjadi Luwu Raya termasuk, Pangkep, Maros dan Barru supaya sungai-sungai kita terkena dampak bisa segera diperbaiki,” akunya.

Dalam lawatannya ke Luwu Utara, sambung Prof Fadjry, pihaknya juga membawa pihak BBWS Pompengan Jeneberang untuk melihat kondisi banjir.

“Alhamdulillah, ada harapan. Saya kemarin ketemu dengan BBWS Pompengan, yang membawahi irigasi air di Sulsel, sekarang mereka ada bawa 6 orang. Setelah ini kita akan berkunjung. Dan melihat apa yang bisa diperbaiki,” terangnya.

“Memang tidak bisa langsung sekaligus, paling tidak ada keinginan dari pusat, provinsi, kabupaten dan kota untuk bisa menyelesaikan ini,” tambah Fadjry.

Sebab menurutnya, percepatan perbaikan area sungai yang rusak akibat banjir, menjadi agenda penting untuk mendukung swasembada pengan.

“Karena kita butuh air, dan bapak Presiden Prabowo ingin mencapai swasembada pangan tahun ini. Dan kunci utamanya adalah air, mudah-mudahan dalam alokasi anggaran ini bisa perbaiki,” tandasnya. (*)

Polres Palopo
Pasangiklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *